Bali Masters League 45+Ajang Legenda Lokal dan Ekspatriat Unjuk Gigi Bermain Bola
Buletindewata.id, Badung - Di tengah pesona alam dan budaya Bali yang memikat dunia, sebuah turnamen sepak bola unik hadir membawa semangat baru bagi para pria paruh baya. Bali Masters League 45+ bukan sekadar kompetisi biasa, ini adalah panggung bagi para legenda lokal dan ekspatriat untuk kembali merasakan euforia pertandingan, menjalin persahabatan lintas budaya, dan menjaga kebugaran di usia yang tak lagi muda.
Bali Masters League 45+ adalah turnamen sepak bola yang secara khusus dirancang untuk pemain berusia 45 tahun ke atas. Digelar di kawasan Kuta Utara, Badung, liga ini menjadi oase bagi para mantan pemain profesional, pecinta sepak bola veteran, dan komunitas ekspatriat yang ingin tetap aktif dan terhubung melalui olahraga.
Turnamen ini digagas oleh Adrian Champion, seorang ekspatriat asal Inggris yang telah lama tinggal di Bali. Terinspirasi oleh liga serupa di Singapura dan Kuala Lumpur, Adrian melihat potensi besar di Bali, tempat di mana banyak tim desa memiliki pemain paruh baya yang selama ini hanya bermain secara lokal tanpa lawan seumuran.
“Bali Masters League benar-benar tentang mendorong para pemain tua untuk terus bermain sepak bola. Tetap sehat, jaga persahabatan. Anda tidak pernah terlalu tua untuk bermain. Tetap bersosialisasi, jangan berdiam diri di rumah. Tetap berada di luar ruangan, Anda memiliki satu kehidupan untuk dijalani. Mari bersenang-senang,” ujar Adrian Champion, inisiator Bali Masters League 45+.
Turnamen ini menghadirkan enam tim yang terdiri dari gabungan pemain lokal dan ekspatriat yakni Bali Bulldogs FC, Garuda Dalung, Duur Sasur Klungkung, Baling FC Denpasar, Sanur Legend Sanur, hingga Kelan Old Star, Kelan, Tuban.
Format liga menggunakan sistem kandang-tandang, dengan tiga babak dalam setiap pertandingan, masing-masing berdurasi 30 menit. Ini memberikan kesempatan bagi para pemain untuk bermain dengan intensitas yang sesuai dengan kondisi fisik mereka, tanpa mengurangi semangat kompetisi.
Turnamen ini bukan hanya tentang mencetak gol atau memenangkan pertandingan. Lebih dari itu, ini adalah ruang aman bagi para pemain untuk tetap aktif, menjalin relasi sosial, dan membuktikan bahwa semangat olahraga tak mengenal usia.
Rafiq, salah satu pemain dari tim Sanur Legend, mengungkapkan betapa pentingnya turnamen ini bagi kesehatan dan kehidupan sosial para pemain senior:“Saya harapkan supaya ini bisa berkelanjutan, supaya yang tua-tua tidak terus stay di rumah. Keluar, refreshing, bisa ketemu teman-teman lama. Jadi sangat berguna sekali. Karena kita sudah umur 50 lebih, sudah drop, padahal orangnya aktif dulu. Jadi di situlah timbul penyakit seperti gula, dan sebagainya.”
Sementara itu, Manuel Lebrument, pemain dari Bulldogs FC yang hampir berusia 60 tahun, memberikan pesan inspiratif “Saya berharap dapat menjadi contoh bagi semua pemain yang berusia 40 tahun ke atas untuk terus bermain sepak bola. Saya hampir berusia 60 tahun dan saya tidak pernah berhenti bermain.” pungkasnya.
Salah satu daya tarik utama dari Bali Masters League 45+ adalah keberagaman pemainnya. Turnamen ini menjadi wadah pertemuan antara pemain lokal Bali dan komunitas ekspatriat dari berbagai negara. Di lapangan, perbedaan budaya dan bahasa mencair dalam semangat yang sama: cinta terhadap sepak bola.
Ajang ini juga menjadi sarana promosi gaya hidup sehat dan aktif di usia lanjut. Dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya kebugaran fisik dan mental, Bali Masters League 45+ hadir sebagai contoh nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk tetap bergerak dan bersosialisasi.
Selain manfaat kesehatan dan sosial, turnamen ini juga memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata Bali. Dengan kehadiran pemain dan pendukung dari luar negeri, Bali Masters League 45+ turut menggerakkan ekonomi lokal, terutama di sektor akomodasi, kuliner, dan transportasi.
Turnamen ini juga membuka peluang bagi desa-desa di Bali untuk membentuk tim dan ikut serta dalam kompetisi di masa mendatang. Dengan demikian, liga ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga sarana pemberdayaan komunitas lokal.
Adrian Champion dan para penggagas liga berharap Bali Masters League 45+ dapat menjadi agenda tahunan yang semakin besar dan inklusif. Dengan menambahkan lebih banyak tim lokal dan memperluas jangkauan peserta, turnamen ini berpotensi menjadi ikon baru dalam kalender olahraga Bali.
“Kami ingin melihat lebih banyak tim dari seluruh Bali ikut serta. Ini bukan hanya tentang sepak bola, tapi tentang membangun komunitas yang sehat, aktif, dan saling mendukung,” ujar Adrian.
Bali Masters League 45+ adalah bukti nyata bahwa semangat olahraga tidak pernah pudar, bahkan ketika usia terus bertambah. Di tengah keindahan Pulau Dewata, para pria paruh baya menunjukkan bahwa mereka masih bisa berlari, menggiring bola, dan mencetak go, dengan semangat yang sama seperti saat muda dulu.
Turnamen ini bukan hanya tentang siapa yang menang atau kalah. Ini adalah tentang persahabatan, kesehatan, dan semangat hidup. Dan yang paling penting, ini adalah tentang membuktikan bahwa Anda tidak pernah terlalu tua untuk bermain sepak bola.(blt)
Posting Komentar untuk "Bali Masters League 45+Ajang Legenda Lokal dan Ekspatriat Unjuk Gigi Bermain Bola"