Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gerakan Bali Bersih Sampah, Kadispar Bali Terjun Langsung Awasi Penerapan PSBS di Industri Pariwisata

Gerakan Bali Bersih Sampah, Kadispar Bali Terjun Langsung Awasi Penerapan PSBS di Industri Pariwisata


Buletindewata.id, Badung - Dalam upaya mewujudkan Bali sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Wayan Sumarajaya, menunjukkan komitmen serius terhadap implementasi Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 tentang Gerakan Bali Bersih Sampah (PSBS). Surat edaran tersebut menginstruksikan sektor pariwisata, terutama hotel, restoran, dan usaha pariwisata lainnya, untuk aktif dalam pengelolaan sampah dari hulu ke hilir serta mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Pada.Sabtu (26/7), Sumarajaya bersama seluruh jajaran ASN dan non-ASN Dinas Pariwisata Bali turun langsung melakukan pengawasan di kawasan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, salah satu ikon pariwisata elit di Bali. Kegiatan ini bukan sekadar inspeksi, tetapi juga bentuk sosialisasi kepada pelaku usaha agar memahami dan menjalankan isi SE Gubernur secara menyeluruh.

"Tujuan utama kami adalah memastikan semua pelaku usaha pariwisata memahami urgensi pengelolaan sampah berbasis sumber dan berkomitmen mengurangi penggunaan plastik sekali pakai yang sangat merusak lingkungan," ujar Sumarajaya kepada awak media.

Gerakan Bali Bersih Sampah menitikberatkan pada pengelolaan sampah dari sumbernya. Artinya, sampah harus diolah mulai dari tempat pertama kali muncul, seperti dapur hotel, restoran, atau usaha kuliner. Edukasi mengenai pemilahan sampah organik dan anorganik menjadi fokus utama, disertai dengan penerapan sistem reduce, reuse, recycle (3R).

"Langkah ini bukanata sampah, tapi juga menjaga keindahan Bali sebagai destinasi unggulan dunia. Jika kita gagal menangani persoalan sampah, citra Bali di mata internasional bisa tercoreng," tegasnya.

Dalam kegiatan ini Sumarajaya menyoroti dua tantangan terbesar yang menghambat kemajuan sektor pariwisata Bali saat ini, yaitu sampah dan kemacetan lalu lintas. Menurutnya, kedua masalah ini saling berkaitan dan harus ditangani secara sinergis.

"Jika kita sukses menyelesaikan kedua masalah ini, Bali akan kembali bersinar dan menjadi inspirasi bagi pengelolaan pariwisata berkelanjutan dunia," tambahnya optimis.

Program pengawasan ini tidak dilakukan secara parsial. Kadispar menyebut bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan seluruh pemerintah kabupaten/kota di Bali serta berbagai asosiasi pariwisata, seperti PHRI, ASITA, dan HPI.

"Kami mendorong mereka untuk melakukan self-assessment (penilaian mandiri), sehingga saat kami datang, mereka sudah siap dan punya komitmen yang jelas," ungkapnya. Strategi ini bertujuan memperkuat rasa memiliki terhadap gerakan Bali bersih, sehingga bukan lagi sekadar program pemerintah, tetapi gerakan bersama masyarakat.

Pengawasan pertama dimulai di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, dua wilayah dengan kepadatan usaha pariwisata tertinggi di Bali. Setelah itu, pemeriksaan akan diperluas ke seluruh wilayah, dari Karangasem, Bangli, Gianyar, hingga Jembrana.

Setiap kunjungan akan melibatkan edukasi mengenai pengelolaan limbah, pendampingan teknis, serta pemberian rekomendasi sistem pengelolaan sampah yang sesuai standar industri pariwisata ramah lingkungan.

Tak hanya berfokus pada pelaku usaha, Gerakan Bali Bersih Sampah juga menyasar masyarakat umum dan wisatawan melalui berbagai media sosialisasi. Kampanye dilakukan lewat media sosial, pelatihan, hingga pemasangan signage edukatif di tempat wisata.

"Dengan menggugah kesadaran publik, kami berharap wisatawan turut terlibat dalam menjaga Bali tetap bersih. Ini bagian dari wisata edukatif yang menggabungkan keindahan dan nilai lingkungan," jelas Sumarajaya.

Implementasi PSBS akan memberikan banyak keuntungan langsung, antara lain, meningkatkan citra usaha pariwisata sebagai tempat ramah lingkungan, menarik wisatawan berwawasan ekologi yang semakin meningkat jumlahnya, mengurangi beban biaya pengangkutan dan pemrosesan sampah, mendorong inovasi dalam pemanfaatan limbah sebagai bahan daur ulang bernilai ekonomis

Inisiatif yang digulirkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi Bali ini menjadi langkah strategis menuju Bali yang lebih hijau, bersih, dan berdaya saing global. Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemerintah, pelaku industri, hingga wisatawan, gerakan ini bukan sekadar instruksi administratif, tetapi bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan pulau yang terkenal dengan julukan “Pulau Seribu Pura”.(blt)

Posting Komentar untuk "Gerakan Bali Bersih Sampah, Kadispar Bali Terjun Langsung Awasi Penerapan PSBS di Industri Pariwisata"