Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kembangkan Potensi Ekonomi Digital, Bali Tak Miliki Kawasan Digital

 

Kembangkan Potensi Ekonomi Digital, Bali Tak Miliki Kawasan Digital

Buletindewata.id, Badung - Bali dinilai memiliki potensi pengembangan ekonomi digital yang besar, sebagai pendukung sektor pariwisata budaya. Kendati demikian, Bali dinilai belum memiliki kawasan digital untuk pengembangan tersebut.

Hal ini disampaikan, akademisi Bali, I Made Artana, S.Kom., M.M,  yang menilai digitalisasi bisa menjadi kekuatan baru ekonomi Bali, apabila mampu dikembangkan secara serius. Penilaian ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) berkemampuan digital, dari cukup banyaknya lulusan yang dihasilkan Perguruan Tinggi ilmu komputer di Bali. 

"Kita sudah banyak sekali memiliki potensi yang akan menjadi kekuatan kita, seperti ide kreatif, kultur, budaya, dan seni. Nah itu tinggal kita optimalkan dan kita kawinkan dengan teknologi," ujar I Made Artana, yang juga rektor Primakara University, saat ditemui di Nusa Dua, Bali.


Kembangkan Potensi Ekonomi Digital, Bali Tak Miliki Kawasan Digital


Menurut Artana, selain Digital Nomad yang kini sudah mulai melirik Bali sebagai lokasi pengembangan produk digital, dalam pengembangan potensi ekonomi digital, Bali belum memiliki kawasan digital, seperti halnya techno park maupun digital hub untuk menarik pelaku digital dari komunitas Digital Nomad maupun pelaku usaha rintisan, berskala nasional dan internasional. 

"Ya kedepan harapannya yang paling penting adalah adanya kawasan digital di Bali. Ada techno park, ada digital hub, itu akan menarik banyak sekali talent - talent, pelaku - pelaku digital, baik nasional maupun internasional yang kemudian menjadikan Bali sebagai hub untuk kegiatan mereka," imbuhnya.

Guna pengembangan ekonomi digital, maka Bali dinilai perlu mendapat dukungan regulasi dari pemerintah, termasuk penyediaan sarana dan prasarana berteknologi terkini yang belum ada, untuk pengembangan ekonomi digital di pulau dewata.

"Sekarang tamu yang datang ke Bali, bukan sekedar turis, banyak diantara mereka itu adalah Digital Nomad dan Star - Up People. Mereka datang keaini bukan sekedar berlibur, tetapi untuk berkegiatan produktif. Nah, kalau tidak ada regulasi, ini bisa jadi merufikan, tetapi kalau direfulasi diramu dengan tepat, ini menjadi potensinya kita gitu ya. Jadi kalau saya melihat ini bukan aliran tamu biasa, ini aliran tamu yang lain, yang pendekatannya juga harus lain, " pungkas Artana.

Melihat dari pengalaman dampak pandemi Covid-19 yang melumpuhkan ekonomi Bali selama 2 tahun, maka menjadi pelajaran bagi Bali untuk tidak bergantung sepenuhnya pada sektor pariwisata. Bali harus memiliki diversifikasi ekonomi di sektor lainnya, salah satunya ekonomi digital. (bud)


Posting Komentar untuk "Kembangkan Potensi Ekonomi Digital, Bali Tak Miliki Kawasan Digital"