BI Bali Gelar Talkshow Paradise : Cerdas Mengatur Keuangan dengan Aman dan Produktif
Buletindewata.id, Badung - Kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi keuangan di Bali masih menjadi tantangan yang perlu diatasi. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, R. Erwin Soeriadimadja, menekankan pentingnya langkah strategis untuk mengoptimalkan kemajuan digitalisasi dalam mengatasi masalah ini. Hal ini disampaikan dalam Talkshow Bank Indonesia di The Stones, Kuta - Badung, Bali.
Dalam acara bertema “Cerdas Mengatur Keuangan dengan Aman dan Produktif untuk Meningkatkan Literasi Keuangan,” R. Erwin Soeriadimadja menyampaikan bahwa perkembangan digitalisasi di berbagai sektor usaha telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Bali. BI mencatat bahwa ekonomi Bali tumbuh sebesar 5,46 persen pada triwulan ketiga tahun 2024, melebihi pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi ini juga diiringi dengan stabilnya inflasi di Bali, yang tercatat sebesar 2,51 persen pada Oktober 2024, mendekati titik tengah koridor inflasi yaitu 2,5 persen plus minus 1. Hal ini menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Bali tetap terjaga.
Meskipun demikian, BI mencatat bahwa kesenjangan antara inklusi keuangan dan literasi keuangan di Bali masih lebar di tengah kemajuan digitalisasi. Indeks inklusi keuangan di Bali cukup tinggi, mencapai 92 persen, namun indeks literasi keuangan baru mencapai 57,66 persen. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa meskipun akses ke layanan keuangan sudah cukup baik, pemahaman masyarakat tentang cara mengelola keuangan masih perlu ditingkatkan.
Untuk mengatasi kesenjangan ini, R. Erwin Soeriadimadja mengusulkan tiga langkah strategis yang perlu diperkuat. "3 langkah strategi sinergi yang perlu diperkuat agar kemajuan digitalisasi ini benar - benar dapat dioptimalkan, yaitu sinergi untuk memperkuat tumbuhnya digital main set di masyarakat Bali, melalui langkah edukasi ke berbagai lapisan masyarakat. Kedua, sinergi untuk terus mengakselerasi digitalisasi sistem pembayaran. Dan ketiga, adalah sinergi untuk terus membentuk budaya cerdas finansial di Bali Saya rasa ini sanagat penting sekali karena kinsumsinya juga tinggi, maka masyarakatnya harus memiliki budaya cerdas finansial," ujarnya, Selasa (19/11).
R. Erwin Soeriadimadja juga menyoroti peran penting sarana pembayaran non-tunai, seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), dalam mendorong digitalisasi. Saat ini, pengguna QRIS di Bali telah mencapai lebih dari 1 juta dengan nominal transaksi melebihi 11 triliun rupiah. Jumlah merchant yang menggunakan QRIS juga terus bertambah, mencapai sekitar 890 ribu merchant. Ini menunjukkan bahwa QRIS telah menjadi pintu masuk yang efektif bagi berkembangnya digitalisasi di Bali. Selain itu, 100 persen dari Pemerintah di provinsi Bali juga telah mencapai indeks elektonikfilasi transaksi pemerintah daerah di dalam kategori digital.
Talkshow Paradise yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia menghadirkan berbagai pembicara ahli di bidang keuangan dan literasi digital. Mereka berbagi tips dan strategi mengelola keuangan dengan bijak serta cara melindungi diri dari penipuan digital yang semakin marak. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Bali dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya keamanan dalam transaksi digital.
Digitalisasi memiliki potensi besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali. Dengan memanfaatkan teknologi digital, sektor usaha dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar. Selain itu, digitalisasi juga dapat membantu mengurangi biaya transaksi dan meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan. (blt)
Posting Komentar untuk "BI Bali Gelar Talkshow Paradise : Cerdas Mengatur Keuangan dengan Aman dan Produktif"