Asita Bali Gelar SAKIRA Dorong Pariwisata Bersih dan Berkelanjutan
Buletindewata.id,Denpasar - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali telah mendapatkan mandat penting dalam percepatan pembangunan pariwisata di Pulau Dewata. Penunjukan langsung oleh Gubernur Bali menempatkan Asita sebagai bagian dari Tim Pemantauan dan Pelaksanaan Pungutan Wisatawan Asing (PWA) serta Tim Pengawasan Orang Asing. Hal ini semakin memperkuat peran Asita dalam mengawal kebijakan pariwisata yang tidak hanya berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keberlanjutan budaya dan lingkungan.
Komitmen ini diwujudkan melalui kegiatan Sakira (Saatnya Kita Berkarya), sebuah talkshow bertajuk "Bali Bersih dan Lestari Kolaborasi Pariwisata untuk Masa Depan" yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pada Rabu (4/6). Acara ini menghadirkan narasumber dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi Bali, Ketua Badan Pengelola Sampah (BPS) Desa Adat Cemenggaon, serta Dinas Pariwisata Provinsi Bali untuk membahas strategi memperkuat ekosistem pariwisata yang lebih bersih, lestari, dan berkelanjutan.
SAKIRA Langkah Nyata Pariwisata Berkelanjutan
Ketua Asita Bali sekaligus Koordinator Tim Pemantauan dan Pelaksanaan PWA, I Putu Winastra, menegaskan bahwa Sakira lahir dari semangat kolaborasi. Program ini pertama kali digagas pada tahun 2020 saat pandemi Covid-19 melanda, di mana sektor pariwisata Bali mengalami tantangan besar. Sakira bertujuan mengajak seluruh pelaku wisata untuk bersatu dan berkarya dalam aksi nyata demi menjaga kelestarian warisan budaya dan alam Bali bagi generasi mendatang.
"Sakira adalah komitmen Asita Bali untuk menghadirkan pariwisata bersih dan lestari," ungkap Winastra. Program ini berusaha merangkul berbagai elemen industri pariwisata untuk lebih sadar terhadap keberlanjutan lingkungan dan budaya.
Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan PWA
Dalam dialog Sakira juga dibahas mengenai pelaksanaan Pungutan Wisatawan Asing (PWA) yang merupakan salah satu kebijakan strategis Bali dalam mendukung pelestarian budaya dan lingkungan. Hingga akhir 2024, pendapatan dari PWA telah mencapai Rp 318 miliar, atau sekitar 30% dari target. Namun, Winastra mengakui bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan kebijakan ini, antara lain:
- PWA belum berjalan optimal, baik dari sisi efektivitas maupun efisiensi.
- Tidak adanya sistem stopper dan checker untuk memastikan wisatawan asing membayar secara otomatis.
- Data kedatangan wisatawan asing belum tersedia secara real-time.
- Mekanisme pembayaran masih dirasa rumit, sehingga wisatawan menganggapnya sebagai hambatan administrasi.
- Minimnya transparansi dalam penggunaan dana PWA yang seharusnya bisa diakses melalui web Love Bali.
Rekomendasi Kebijakan untuk Optimalisasi PWA
Menghadapi tantangan tersebut, Asita Bali memberikan rekomendasi perbaikan dengan mendorong revisi Perda terkait PWA agar lebih efektif dan memiliki kepastian hukum yang kuat. Beberapa poin yang diusulkan dalam revisi kebijakan ini yakni :
1. Memperkuat perlindungan kebudayaan dan lingkungan melalui regulasi yang jelas.
2. Menjalin kerja sama dengan pihak ketiga sebagai Collection Agent (CA) untuk memastikan pungutan berjalan lebih efisien.
3. Menyediakan imbalan jasa bagi pelaksana PWA agar mekanisme berjalan lebih profesional.
4. Menerapkan sanksi administratif bagi wisatawan yang tidak memenuhi kewajiban pembayaran.
Di samping itu, Asita Bali juga mengajukan beberapa strategi peningkatan mekanisme PWA di bandara, seperti :
- Kerja sama dengan Airlines, Imigrasi, dan Angkasa Pura untuk memastikan sistem pembayaran lebih terintegrasi.
- Pemasangan kios dan signage khusus di terminal kedatangan dan keberangkatan internasional serta domestik.
- Sosialisasi melalui layar informasi di bandara, sehingga wisatawan lebih memahami pentingnya PWA.
- Penambahan metode pembayaran, seperti UnionPay, Alipay, dan WeChat Pay, mengingat wisatawan Tiongkok termasuk dalam daftar terbesar yang mengunjungi Bali.
Edukasi Wisatawan: Meningkatkan Kesadaran tentang PWA dan Etika Wisata
Selain regulasi dan optimalisasi kebijakan, edukasi bagi wisatawan juga menjadi prioritas utama dalam mendukung PWA. Asita Bali menyoroti pentingnya meningkatkan kesadaran wisatawan tentang:
- Tujuan dan manfaat PWA bagi keberlanjutan Bali.
- Etika berwisata yang bertanggung jawab, seperti mengurangi penggunaan plastik dan menghormati adat lokal.
- Mendukung UMKM lokal sebagai bagian dari ekosistem ekonomi Bali.
- Penyediaan leaflet atau video edukasi di berbagai destinasi wisata untuk menyampaikan informasi dengan lebih efektif.
Kolaborasi Asita dengan Industri Pariwisata
Dalam menciptakan pariwisata yang lebih inklusi dan berkelanjutan, Asita Bali mendorong pendekatan kolaboratif dengan berbagai pelaku usaha pariwisata. Langkah-langkah konkret yang ditawarkan termasuk:
- Membangun ekosistem pariwisata hijau melalui kampanye bersama.
- Pendampingan dan pelatihan bagi usaha kecil agar lebih kompetitif.
- Kolaborasi antara trip planner, guide, dan operator wisata untuk menciptakan perjalanan yang lebih terstruktur dan berkualitas.
Harapan untuk Masa Depan Pariwisata Bali
Melalui kegiatan Sakira, Asita Bali berharap dapat memberikan solusi konkrit terhadap tantangan Bali Bersih dan Lestari yang menjadi prioritas utama Gubernur Bali. Dengan berbagai inisiatif yang telah dilakukan, termasuk optimalisasi PWA, edukasi wisatawan, serta kolaborasi antar pelaku usaha, diharapkan permasalahan sampah dan kemacetan di Bali dapat diatasi secara lebih sistematis.
Saat ini, Asita Bali telah memiliki 367 anggota, dengan mayoritas merupakan Inbound Tour Operators. Berdasarkan struktur keanggotaan, 87,5% berasal dari pemilik lokal, sementara 7,5% merupakan cabang nasional, dan 5% adalah penanaman modal asing (PMA). Pasar wisatawan yang ditangani Asita mencakup berbagai negara, termasuk Eropa, ASEAN, Amerika, Australia, Tiongkok, India, hingga wisata khusus seperti cruise dan perjalanan berbasis minat.
Melalui langkah-langkah strategis yang telah diterapkan, Asita Bali terus berupaya menciptakan pariwisata yang lebih berdaya saing, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga Bali tetap menjadi destinasi wisata unggulan dunia.(blt)
Posting Komentar untuk "Asita Bali Gelar SAKIRA Dorong Pariwisata Bersih dan Berkelanjutan"