KOPAPDI XIX 2025, Kongres Nasional PAPDI di Bali Usung Masa Depan Kesehatan Berkelanjutan
Buletindewara.id, Badung - Pada tanggal 25–29 Juni 2025, Bali menjadi saksi perhelatan akbar dunia kedokteran Indonesia: Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (KOPAPDI) XIX. Bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), acara ini mengusung tema besar yang sangat relevan dengan tantangan global saat ini: “Sustainable Healthcare in Internal Medicine: Addressing Climate Change for Better Patient Outcomes.”
KOPAPDI XIX 2025 bukan sekadar kongres ilmiah biasa. Ini adalah momentum strategis yang mempertemukan ribuan dokter spesialis penyakit dalam dari seluruh Indonesia dan Asia Tenggara untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan merumuskan arah masa depan profesi kedokteran yang lebih berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.
Dua Agenda Besar: Sidang Organisasi dan Program Ilmiah
KOPAPDI XIX 2025 terbagi menjadi dua agenda utama yakni Sidang Organisasi (25–26 Juni 2025), Sidang ini dihadiri oleh Pengurus Pusat PAPDI (PP PAPDI) dan perwakilan dari 39 cabang PAPDI di seluruh Indonesia. Dalam forum ini, ditetapkan berbagai keputusan strategis yang akan menjadi pedoman kerja organisasi selama tiga tahun ke depan.
Beberapa keputusan penting yang dihasilkan antara lain:menetapan Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH sebagai Ketua Umum PP PAPDI periode 2025–2028..Penunjukan Dr. dr. Rudy Hidayat, SpPD, K-R, FINASIM, FACR sebagai Ketua Umum Komite Ilmu Penyakit Dalam (KIPD) periode 2025–2028, Penunjukan PAPDI Cabang Kalimantan Barat sebagai tuan rumah Konferensi Kerja PAPDI XVIII tahun 2027..Penetapan PAPDI Cabang Surabaya sebagai tuan rumah Kongres Nasional PAPDI (KOPAPDI) XX tahun 2028.
“Amanah ini bukan hanya tentang memimpin organisasi, tetapi tentang bagaimana kita bersama-sama membentuk masa depan profesi kedokteran yang lebih adaptif, kolaboratif, dan berdampak luas bagi masyarakat,” ungkap Dr. dr. Eka Ginanjar,
“Saya percaya bahwa internis Indonesia memiliki kapasitas besar untuk menjadi pionir dalam pengembangan ilmu penyakit dalam yang berbasis bukti, berorientasi pada pasien, dan selaras dengan tantangan zaman, termasuk krisis iklim,” lanjut Dr. Eka Ginanjar dalam sambutannya di sidang organisasi KOPAPDI XIX.
Program Ilmiah (27–29 Juni 2025)
Program ilmiah dibuka secara resmi pada 27 Juni 2025 dan berlangsung selama tiga hari penuh. Terdapat36 simposium yang membahas topik-topik terkini dalam Ilmu Penyakit Dalam. 7 workshop interaktif yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan klinis para peserta.
Seluruh materi yang disampaikan bersifat highly up-to-date mencakup perkembangan terbaru dalam teknologi medis, terapi inovatif, dan pendekatan multidisipliner dalam penanganan penyakit dalam.
KOPAPDI XIX 2025 diikuti oleh lebih dari 3.100 peserta dari berbagai daerah di Indonesia dan negara-negara ASEAN. Menariknya, kongres ini diselenggarakan secara hybrid, menggabungkan kehadiran fisik dan virtual, sehingga menjangkau lebih banyak peserta tanpa mengorbankan kualitas interaksi ilmiah.
Sebagai bentuk komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan, panitia menerapkan sistem registrasi paperless. Semua proses administrasi dilakukan secara digital, mengurangi penggunaan kertas dan mempercepat proses registrasi yang biasanya memakan waktu.
Maskot, Olahraga, dan Malam Budaya: Keseimbangan Ilmu dan Hiburan
Untuk menambah semarak, KOPAPDI XIX menghadirkan dua maskot lucu: Ruli.(Rusa Bali) dan Meli (Menjangan Bali). Kehadiran mereka menjadi simbol semangat lokal dan pelestarian fauna khas Bali. Tak hanya itu, berbagai kegiatan non-ilmiah turut digelar, sepert mini soccer dan futsal. Konvokasi FINASIM yang diikuti oleh ratusan internis, serta gala dinner dan pertunjukan budaya (cultural night) yang menampilkan kekayaan seni Bali Keseimbangan antara kegiatan ilmiah dan hiburan ini menciptakan suasana kongres yang hangat, inklusif, dan penuh semangat kolaboratif.
Kolaborasi Internasional: 3rd Congress of AFIM
Yang membuat KOPAPDI XIX 2025 semakin istimewa adalah penyelenggaraan bersamaan dengan 3rd Congress of the ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM). Acara ini mempertemukan organisasi profesi dokter spesialis penyakit dalam dari berbagai negara Asia Tenggara, memperkuat jejaring regional dan membuka peluang kolaborasi lintas negara.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) berdiri sejak tahun 1957 dan kini memiliki lebih dari 6.000 anggota yang tersebar di 39 cabang di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, 1.256 di antaranya merupakan konsultan subspesialis yang ahli di bidangnya masing-masing. 11 Subspesialisasi di Bawah Naungan PAPDI.alergi Imunologi Klinik, Ginjal dan Hipertensi, Gastroenterohepatologi ,Geriatri, Hematologi Onkologi Medik, Kardiovaskular, Endokrin, Metabolik, dan Diabetes ,Pulmonologi dan Medik Kritis, Psikosomatik dan Paliatif Medik,.Reumatologi dan Penyakit Tropik dan Infeksi
PAPDI aktif mendukung program-program pemerintah di bidang kesehatan, serta terus mendorong peningkatan kualitas dokter melalui pendidikan berkelanjutan dan kegiatan ilmiah nasional maupun internasional.
PAPDI telah menorehkan prestasi di kancah global. Pada tahun 2016, Indonesia menjadi tuan rumah World Congress of Internal Medicine (WCIM) di Bali, yang dihadiri oleh lebih dari 3.000 peserta dari seluruh dunia.
PAPDI juga aktif dalam organisasi internasional seperti International Society of Internal Medicine (ISIM) American College of Physicians (ACP), ASEAN Federation of Internal Medicine (AFIM)
Beberapa tokoh PAPDI bahkan pernah menjabat posisi penting di organisasi internasional, seperti Prof. Dr. dr. Aru W. Sudoyo sebagai Presiden ISIM (2016–2018), dan Dr. dr. Sally Aman Nasution sebagai Presiden AFIM periode 2024–2026.
KOPAPDI XIX 2025 bukan hanya ajang ilmiah, tetapi juga simbol transformasi dan komitmen profesi kedokteran Indonesia terhadap masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Dengan mengangkat isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap kesehatan, kongres ini menunjukkan bahwa dokter spesialis penyakit dalam tidak hanya fokus pada pengobatan, tetapi juga pada pencegahan dan keberlanjutan sistem kesehatan.(blt)
Posting Komentar untuk "KOPAPDI XIX 2025, Kongres Nasional PAPDI di Bali Usung Masa Depan Kesehatan Berkelanjutan"