Pameran Seni Internasional di Museum Pasifika, Kolaborasi Bali dan Prancis Meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-47
Buletindewata.id, Badung - Dalam rangka mendukung kemeriahan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 yang berlangsung dari 21 Juni hingga 19 Juli 2025, sebuah pameran seni internasional bertajuk “Reflections Across Borders: Artistic Dialogues Between Indonesia and France” digelar di Museum Pasifika, kawasan The Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali. Pameran ini menjadi salah satu sorotan utama dalam rangkaian acara PKB tahun ini, yang mengusung semangat kolaborasi lintas budaya dan memperkuat posisi Bali sebagai pusat seni dan budaya dunia.
Sebanyak 40 karya seni dari enam seniman, tiga dari Bali dan tiga dari Prancis, dipamerkan dalam ajang bergengsi ini. Para seniman Bali yang terlibat antara lain Made Wianta, maestro seni rupa kontemporer Bali yang dikenal dengan eksplorasi simbolisme dan spiritualitas.I Wayan Sujana Suklu, seniman konseptual yang menggabungkan filosofi Bali dengan pendekatan eksperimental.I Ketut Budiana, pelukis tradisional yang mempertahankan estetika klasik Bali dalam karya-karyanya.
Sementara, seniman Prancis yang terlibat yakni Titouan Lamazou, pelukis dan penjelajah yang mengangkat tema kemanusiaan dan budaya lokal. Joël Alessandra, ilustrator dan seniman visual yang banyak terinspirasi dari perjalanan dan kehidupan masyarakat Bali. Pascal Hierholtz, seniman abstrak yang mengekspresikan pengalaman spiritualnya di Bali melalui warna dan bentuk.
Karya-karya yang ditampilkan mencerminkan dialog artistik yang mendalam antara dua budaya besar: Bali dan Prancis. Dari sisi seniman Bali, terlihat perpaduan antara warisan seni tradisional Bali dengan pengaruh modernisme Prancis, menghasilkan karya yang unik dan penuh makna. Sementara itu, seniman Prancis menyuguhkan interpretasi mereka terhadap keindahan alam, spiritualitas, dan budaya Bali, yang dituangkan dalam lukisan, ilustrasi, dan karya abstrak yang memukau.
Pameran ini diselenggarakan di Museum Pasifika, sebuah tempar seni terkemuka yang telah lama menjadi jembatan antara budaya Asia dan Pasifik. Museum ini memiliki lebih dari 600 koleksi karya seni dari 25 negara, menjadikannya salah satu destinasi budaya paling penting di kawasan Asia Tenggara.
Dengan latar belakang yang kaya akan koleksi seni dari berbagai penjuru dunia, Museum Pasifika menjadi tempat yang ideal untuk menyelenggarakan pameran lintas budaya seperti ini. Lokasinya yang strategis di kawasan wisata internasional Nusa Dua juga memungkinkan pameran ini menjangkau audiens global, termasuk wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Bali.
Intan Kirana Wianta, perwakilan dari keluarga almarhum seniman besar Made Wianta, menyampaikan harapannya agar pameran ini dapat menjadi bagian penting dalam mendukung pelaksanaan PKB. Ia menekankan bahwa kegiatan ini bukan hanya sekadar pameran seni, tetapi juga sarana edukasi dan peningkatan wawasan bagi masyarakat dan pengunjung dari seluruh dunia.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memperkaya wawasan pengunjung tentang karya seni dari berbagai belahan dunia, khususnya yang bertema Asia Pasifik. Ini adalah bentuk dukungan nyata terhadap Pesta Kesenian Bali,” ujar Intan.
Sementara itu, Prof. Dr. I Made Bandem, tokoh seni dan budaya Bali, menyoroti pentingnya kegiatan ini dalam konteks repatriasi budaya. Ia menjelaskan bahwa melalui pameran ini, pihaknya tengah mengupayakan pengumpulan kembali artefak, film, foto, video, dan lukisan yang pernah dipamerkan pada tahun 1931 di luar negeri, khususnya di Prancis.
“Kami ingin menjadikan artefak-artefak tersebut sebagai sumber kajian dan inspirasi bagi penciptaan seni Bali di masa depan. Ini adalah langkah penting dalam memperkuat identitas budaya kita dan memperluas wawasan generasi muda Bali tentang hubungan Indonesia dengan dunia internasional,” jelas Prof. Bandem.
Pameran ini tidak hanya menjadi ajang apresiasi seni, tetapi juga platform edukatif dan inspiratif bagi generasi muda Bali. Dengan melihat langsung karya-karya dari seniman internasional dan lokal yang saling berdialog, anak-anak muda Bali diharapkan dapat memahami pentingnya kolaborasi lintas budaya, serta memperluas cakrawala mereka dalam berkarya.
Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa seni adalah bahasa universal yang mampu menyatukan berbagai latar belakang budaya, sejarah, dan pengalaman hidup. Melalui karya-karya yang dipamerkan, pengunjung diajak untuk merenungkan nilai-nilai spiritual, estetika, dan kemanusiaan yang menjadi benang merah antara Bali dan Prancis.
Pameran seni internasional ini menjadi salah satu highlight dalam Pesta Kesenian Bali ke-47, yang tidak hanya menampilkan kekayaan budaya lokal, tetapi juga membuka ruang dialog dengan dunia luar. Kolaborasi antara seniman Bali dan Prancis ini menunjukkan bahwa seni mampu menjembatani perbedaan dan menciptakan pemahaman yang lebih dalam antarbangsa.
Dengan dukungan dari keluarga seniman, akademisi, dan institusi budaya seperti Museum Pasifika, kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut dan berkembang di tahun-tahun mendatang. Bali, sebagai pusat seni dan budaya dunia, kembali menunjukkan pesonanya sebagai tempat di mana tradisi dan modernitas, lokal dan global, bertemu dalam harmoni. (blt)
Posting Komentar untuk "Pameran Seni Internasional di Museum Pasifika, Kolaborasi Bali dan Prancis Meriahkan Pesta Kesenian Bali ke-47"