Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dari Reseller Jadi Pengusaha Sukses, Kisah Ni Nyoman Yulianingsih Bangun Industri Dupa di Bali

 

Dari Reseller Jadi Pengusaha Sukses, Kisah Ni Nyoman Yulianingsih Bangun Industri Dupa di Bali

Buletindewata.id,Badung - Ni Nyoman Yulianingsih adalah contoh nyata bahwa ketekunan, konsistensi, dan strategi bisnis yang tepat dapat mengubah kehidupan seseorang secara drastis. Berawal dari seorang ibu rumah tangga yang menjadi reseller dupa pada tahun 2018, kini ia telah sukses membangun industri dupa miliknya sendiri yang berlokasi di Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Perjalanan bisnisnya bukan hanya inspiratif, tetapi juga menjadi bukti bahwa peluang usaha di sektor tradisional seperti dupa masih sangat menjanjikan—terutama jika dikelola dengan visi yang kuat dan dukungan finansial yang tepat.

Awal Mula Usaha: Dari Reseller ke Produsen

“Saya memulai usaha sebagai reseller dupa di tahun 2018,” ujar Nyoman Yulia saat ditemui pada Selasa (12/8/2025). Saat itu, ia hanya menjual produk dupa milik orang lain, tanpa memiliki produksi sendiri. Namun, semangatnya untuk mandiri dan membangun sesuatu yang lebih besar membuatnya terus bergerak maju.

Sebagai ibu rumah tangga, ia tidak hanya mengurus keluarga tetapi juga aktif menjajakan dupa ke berbagai tempat. Dalam waktu dua tahun, usahanya menunjukkan perkembangan signifikan. Penjualan yang terus meningkat membuatnya mulai berpikir untuk memperbesar skala bisnisnya.

Dukungan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI

Salah satu titik balik dalam perjalanan bisnis Nyoman Yulia adalah ketika ia mendapatkan pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). “Karena penjualan saya cukup maju, BRI menawarkan saya pinjaman KUR. Saya sering ke sana, dan akhirnya saya mendapat pinjaman sebesar Rp150 juta,” jelasnya.

Dana tersebut awalnya digunakan untuk membantu para reseller kecil dengan memberikan modal barang. Namun, seiring waktu dan dengan jaringan penjualan yang semakin luas, Nyoman Yulia memutuskan untuk memproduksi dupa sendiri. Keputusan ini diambil pada tahun 2020, dan sejak saat itu, ia mulai membangun industri dupa yang kini menjadi sumber penghidupan bagi banyak orang.

Lokasi Produksi dan Skala Operasional

Produksi dupa dilakukan di Br. Pemaron Delodan, Gang Angsoka nomor 5, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Badung. Di lokasi ini, setiap harinya ia mampu memproduksi hingga 1.500 batang dupa. Jumlah yang cukup besar untuk memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat, baik di dalam maupun luar Bali.

Usaha ini tidak hanya memberi penghidupan bagi Nyoman Yulia dan keluarganya, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Saat ini, ia mempekerjakan empat orang karyawan tetap dan memiliki jaringan reseller yang tersebar di seluruh Bali hingga ke luar pulau seperti Lampung, Lombok, Sulawesi, dan Kalimantan.

Strategi Penjualan: Online, Konsinyasi, dan Reseller

Dalam hal pemasaran, Nyoman Yulia mengandalkan berbagai saluran penjualan. Ia memanfaatkan platform online untuk menjangkau konsumen secara langsung, menjalin kerja sama dengan reseller, serta melakukan penjualan konsinyasi di puluhan toko. Wilayah distribusinya mencakup Bedugul, Nusa Dua, Tabanan, dan berbagai daerah lainnya.

“Dulu saya menggunakan mobil pribadi untuk mengirim barang. Sekarang, berkat perkembangan usaha, kami sudah memiliki satu armada khusus untuk pengiriman dan operasional,” tuturnya dengan bangga.

Kunci Sukses: Fokus, Konsistensi, dan Manajemen Keuangan

Menurut Nyoman Yulia, kunci utama dalam menjalankan usaha adalah fokus dan konsistensi. Ia berusaha menjaga ritme penjualan setiap hari agar tetap ada pemasukan. Hal ini penting karena ia memiliki kewajiban membayar cicilan pinjaman KUR. Selain itu, ia sangat disiplin dalam mengelola keuangan usaha.

“Saya pisahkan keuangan usaha dengan keuangan rumah tangga. Setiap penjualan saya putar kembali untuk produksi, operasional, dan membayar kredit. Keuntungan pun saya gunakan untuk mengembangkan usaha, bukan untuk kebutuhan pribadi,” ungkapnya.

Langkah kecil dalam pengelolaan keuangan ini terbukti sangat ampuh dalam menjaga keberlangsungan bisnisnya. Ia tidak tergoda untuk menggunakan dana usaha untuk keperluan lain, dan selalu memastikan bahwa setiap rupiah yang masuk digunakan secara produktif.

Usaha dupa yang dibangun oleh Nyoman Yulia tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Dengan mempekerjakan karyawan dan memberdayakan reseller, ia turut menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal.

Regional CEO BRI Region 17 Denpasar, Hery Noercahya, menyampaikan bahwa tujuan utama program KUR adalah untuk membantu pelaku usaha agar bisa naik kelas. “Kami ingin menumbuhkan pelaku usaha di Bali dan Nusa Tenggara agar semakin banyak yang menjadi wirausaha. Semakin banyak wirausaha, maka akan tercipta kemandirian ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Nyoman Yulia tidak berhenti di titik ini. Ia memiliki harapan besar untuk mengembangkan usahanya lebih jauh. Salah satu rencananya adalah memperluas jaringan distribusi ke pasar internasional, terutama ke negara-negara yang memiliki komunitas spiritual tinggi seperti India, Thailand, dan Jepang.

Ia juga ingin membuka pelatihan bagi ibu rumah tangga dan pemuda di desanya agar mereka bisa belajar cara memproduksi dupa dan memulai usaha sendiri. Dengan begitu, ia tidak hanya menjadi pengusaha sukses, tetapi juga agen perubahan sosial yang membawa dampak positif bagi komunitasnya.(blt)

Posting Komentar untuk "Dari Reseller Jadi Pengusaha Sukses, Kisah Ni Nyoman Yulianingsih Bangun Industri Dupa di Bali"