Menkes Budi Gunadi : Siap Gunakan Tes PCR dan Vaksin untuk Deteksi TBC di Indonesia
Buletindewata.id, Badung - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengumumkan rencana penggunaan tes PCR dalam skrining tuberkulosis (TBC) untuk mempermudah deteksi penyakit ini di Indonesia. Pengumuman ini disampaikan dalam pertemuan tingkat tinggi inovasi tuberkulosis di Nusa Dua, Bali, yang membahas kemajuan serta inovasi terbaru dalam upaya pengendalian TBC.
Menurut laporan Tuberkulosis Global 2024, jumlah kasus TBC baru mulai stabil dengan 10,8 juta kasus tercatat pada 2023, sedikit meningkat dari 10,7 juta pada 2022. Sebagian besar insiden TBC baru, mencapai 87 persen, terjadi di 30 negara dengan beban tinggi, termasuk India, Indonesia, China, Filipina, dan Pakistan, yang menyumbang lebih dari separuh total global. Menkes Budi Gunadi Sadikin menargetkan deteksi 1 juta kasus TBC pada 2025.
Ke depan, metode skrining TBC akan diperluas. Tidak hanya menggunakan alat TCM yang juga digunakan untuk pemeriksaan diabetes, tetapi juga alat PCR yang sebelumnya dipakai untuk tes COVID-19. Selain itu, upaya lainnya yang dilakukan untuk deteksi TBC adalah dengan menggunakan USG, yang sebelumnya telah dibagikan ke 10 ribu puskesmas.
“Skrining TBC itu susah karena harus diambil dari batuk, sekarang dengan teknologi PCR, lagi kita coba di Jawa Barat di-swab bukan di hidung, tapi di tenggorokan. Jadi, nanti kita swab lalu kita tes PCR sama seperti COVID-19. Itu inovasi yang sedang kita coba,” kata Menkes.
Selain menggunakan alat PCR, Menkes juga sedang menguji teknologi terbaru USG, yang biasanya digunakan untuk memeriksa kondisi janin dan deteksi dini kanker payudara. Teknologi ini akan dicoba untuk identifikasi pneumonia atau TBC.
“Ternyata sekarang dengan dibantu AI, (USG) bisa untuk identifikasi pneumonia atau TBC. Ini sekarang sedang kita coba juga, karena USG kita udah banyak,” imbuhnya.
Pada pertemuan tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memberikan anggaran sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 7,84 triliun untuk mengatasi TBC di Indonesia. Selain itu, Kemenkes juga diberikan USD 250 juta atau sekitar Rp 3,92 triliun khusus untuk melakukan skrining TBC. Saat ini, Kemenkes tengah menjajaki sejumlah perusahaan penyedia vaksin TBC, yang nantinya akan digunakan untuk pencegahan infeksi dan pencegahan TBC, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
Menkes mengimbau semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk bekerja sama dalam upaya pengendalian TBC. Dengan adanya dukungan anggaran yang besar dan inovasi dalam metode skrining, diharapkan deteksi dan pengendalian TBC di Indonesia dapat lebih efektif dan efisien.
Selain itu, Menkes juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya TBC dan pentingnya deteksi dini. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat diharapkan lebih sadar akan gejala TBC dan segera melakukan pemeriksaan jika mengalami gejala tersebut.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat, Kemenkes akan meluncurkan kampanye nasional yang melibatkan berbagai media, termasuk media sosial, televisi, dan radio. Kampanye ini bertujuan untuk memberikan informasi yang akurat dan mudah dipahami mengenai TBC, cara pencegahannya, serta pentingnya deteksi dini.
Selain itu, Kemenkes juga akan bekerja sama dengan berbagai organisasi non-pemerintah dan komunitas lokal untuk menyebarkan informasi dan memberikan dukungan kepada masyarakat yang terkena dampak TBC. Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, organisasi, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat mencapai target deteksi 1 juta kasus TBC pada 2025 dan mengurangi beban penyakit ini secara signifikan.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia menunjukkan komitmennya dalam memerangi TBC dan meningkatkan kesehatan masyarakat. Inovasi dalam metode skrining dan penggunaan anggaran yang tepat diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam upaya pengendalian TBC di Indonesia. (blt)
Posting Komentar untuk "Menkes Budi Gunadi : Siap Gunakan Tes PCR dan Vaksin untuk Deteksi TBC di Indonesia"