Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Desa Adat Penglipuran Raih Penghargaan Kalpataru Lestari 2025, Jadi Inspirasi Keberlanjutan

 

Desa Adat Penglipuran Raih Penghargaan Kalpataru Lestari 2025 dan Hadi Inspirasi Keberlanjutan

Buletindewata.id, Bangli - Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, memiliki banyak desa adat yang masih memegang teguh tradisi leluhur. Salah satu desa yang menonjol adalah Desa Adat Penglipuran, yang terletak di Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa ini tak hanya memancarkan pesona khas budaya Bali, tetapi juga dikenal sebagai salah satu desa terbersih di dunia. Keunikan Penglipuran bukan hanya pada arsitekturnya yang memukau, tetapi juga pada nilai-nilai yang terus dipertahankan oleh masyarakatnya dalam menjaga keseimbangan antara manusia, Tuhan, dan lingkungan.

Desa Penglipuran memegang teguh konsep Tri Hita Karana, sebuah filosofi yang menjadi landasan kehidupan masyarakat Bali. Konsep ini menitikberatkan pada tiga aspek utama (Parahyangan) Harmoni hubungan antara manusia dengan Tuhan, (Pawongan) Hubungan yang baik antar sesama manusia, dan (Palemahan) Keselarasan antara manusia dengan alam sekitar.

Filosofi ini tercermin dalam setiap aspek kehidupan warga desa, mulai dari arsitektur bangunan hingga cara mereka mengelola lingkungan. Tata letak rumah yang simetris, penggunaan material alami, serta aturan yang melarang penggunaan kendaraan bermotor dalam kawasan desa menciptakan suasana yang tenang dan asri.

Selain menjadi desa adat yang menjaga tradisi Bali, Penglipuran juga telah berkembang menjadi destinasi wisata unggulan. Para wisatawan yang datang akan disambut oleh suasana desa yang bersih dan tertata rapi. Jalanan di desa ini bebas dari sampah, dan setiap rumah dihiasi dengan taman yang tertata indah, mencerminkan komitmen warga dalam menjaga kebersihan dan lingkungan.

Dengan atmosfer yang tenang, Penglipuran menawarkan pengalaman unik bagi para pengunjung yang ingin merasakan keseharian masyarakat adat Bali. Dari ritual keagamaan hingga kebiasaan sosial, semua mengalir harmonis dalam kehidupan sehari-hari warga desa.

Dedikasi masyarakat Penglipuran dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan telah membuahkan hasil yang membanggakan. Pada tahun 2025, Desa Adat Penglipuran kembali meraih penghargaan Kalpataru Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas konsistensi desa dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menerapkan praktik ramah lingkungan.


Desa Adat Penglipuran Raih Penghargaan Kalpataru Lestari 2025 dan Hadi Inspirasi Keberlanjutan


Tidak hanya itu, sejarah penghargaan Kalpataru bagi Penglipuran telah dimulai sejak tahun 1995. Saat itu, desa ini dianugerahi Kalpataru Penyelamat Lingkungan karena keberhasilannya dalam mempertahankan dan melestarikan hutan bambu seluas 75 hektar. Keberadaan hutan bambu ini berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem serta menjadi sumber daya bagi berbagai kebutuhan warga.

Keberhasilan Desa Penglipuran dalam mempertahankan predikat sebagai desa bersih dan lestari tak lepas dari komitmen masyarakatnya. Warga desa dengan disiplin memilah 14 jenis sampah, memastikan setiap jenis limbah dapat ditangani dengan tepat sehingga mengurangi dampak negatif bagi lingkungan. Selain itu, terdapat aturan yang melarang tindakan yang dapat merusak lingkungan, seperti penggunaan bahan kimia berbahaya dan pembakaran sampah yang tidak terkendali.

Bendesa Adat Penglipuran, I Wayan Budiarta, menyampaikan harapan bahwa penghargaan Kalpataru Lestari ini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Dalam sebuah pernyataan, beliau menegaskan bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab satu pihak, tetapi harus menjadi kesadaran bersama. 

"Kami, masyarakat Desa Adat Penglipuran, sangat berbangga atas pencapaian ini. Komitmen kami untuk menjaga dan melestarikan lingkungan adalah bagian dari kehidupan kami sehari-hari. Kami berharap desa kami bisa menjadi inspirasi bagi wilayah lain di seluruh Indonesia terkait kepedulian terhadap lingkungan,"ujar I Wayan Budiarta.


Desa Adat Penglipuran Raih Penghargaan Kalpataru Lestari 2025 dan Hadi Inspirasi Keberlanjutan


Keberhasilan Desa Adat Penglipuran dalam menjaga kebersihan, mempertahankan tradisi, serta menerima penghargaan Kalpataru Lestari menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bisa berjalan seiring dengan pelestarian budaya. Desa ini membuktikan bahwa dengan komitmen dan kesadaran tinggi, lingkungan yang bersih, hijau, dan lestari dapat tercipta.

Sebagai salah satu desa wisata terbaik di Bali, Desa Penglipuran menjadi contoh bagi desa-desa lain di Indonesia untuk menerapkan konsep keberlanjutan dalam pembangunan. Penglipuran telah membuktikan bahwa menjaga kelestarian alam bukan hanya tentang mendapatkan penghargaan, tetapi juga membangun masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang. (blt)




Posting Komentar untuk "Desa Adat Penglipuran Raih Penghargaan Kalpataru Lestari 2025, Jadi Inspirasi Keberlanjutan"