Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cuaca Ekstrem di Bali Ancam Kualitas Panen Mentimun Petani Desa Pelaga

Cuaca Ekstrem di Bali Ancam Kualitas Panen Mentimun Petani Desa Pelaga


Buletindewata.id  Badung - Cuaca panas ekstrem yang melanda sejumlah wilayah di Bali belakangan ini tidak hanya berdampak pada kehidupan sehari-hari, tetapi juga memberikan tekanan besar terhadap sektor pertanian. Salah satu komoditas yang terdampak cukup serius adalah mentimun, tanaman sayur unggulan dari Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung.

Mentimun yang biasanya tumbuh subur di lahan pertanian Pelaga kini menunjukkan penurunan kualitas yang signifikan. Paparan sinar matahari berlebih menyebabkan munculnya bercak kuning pada kulit mentimun, membuat hasil panen tidak optimal dan kurang menarik di pasar.

Menurut keterangan para buruh tani setempat, suhu tinggi membuat tanaman mentimun cepat layu dan tidak berkembang sempurna. Bahkan, sebagian besar hasil panen didominasi oleh mentimun bercak kuning yang kualitasnya jauh di bawah standar pasar.


Cuaca Ekstrem di Bali Ancam Kualitas Panen Mentimun Petani Desa Pelaga


Penurunan kualitas ini berdampak langsung pada harga jual. Mentimun dengan kualitas bagus masih bisa dijual seharga Rp 6.500 per kilogram, sementara mentimun bercak kuning hanya dihargai sekitar Rp 4.000 per kilogram. Selisih harga ini tentu saja mengurangi potensi keuntungan petani secara drastis.

“Cuaca sekarang memang sangat panas. Mentimun cepat layu, banyak yang bercak kuning,” ujar Ni Nengah Sueca, salah satu buruh tani di Pelaga.

“Kami tetap berusaha memilih yang bagus agar bisa dijual ke pasar di Denpasar,” tambah Bu Rudi, buruh tani lainnya.


Cuaca Ekstrem di Bali Ancam Kualitas Panen Mentimun Petani Desa Pelaga


Meski tantangan cuaca cukup berat, para buruh tani tetap berupaya menyortir mentimun yang masih layak jual. Permintaan dari pedagang di pasar Kota Denpasar dan sekitarnya tetap tinggi, sehingga kualitas menjadi prioritas utama.

Dalam satu hari selama musim panen, buruh tani di Pelaga mampu memetik hingga 1 ton mentimun, dengan upah harian berkisar antara Rp 80.000 hingga Rp 85.000. Namun, dengan kualitas yang menurun, pendapatan mereka pun ikut tergerus. (blt)

Posting Komentar untuk " Cuaca Ekstrem di Bali Ancam Kualitas Panen Mentimun Petani Desa Pelaga"