Maruarar Sirait Dorong KUR Perumahan Rp130 Triliun, Solusi Cepat, Murah, dan Mudah untuk Rumah Rakyat Bebas Rentenir
Buletindewata.id, Badung - Dalam upaya mewujudkan pemerataan akses perumahan yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, mengambil langkah strategis dengan mendorong sektor perbankan untuk menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan secara mudah, murah, dan cepat.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menghadirkan solusi konkret terhadap permasalahan klasik yang selama ini membelenggu masyarakat kecil, yakni sulitnya mendapatkan pembiayaan rumah yang terjangkau dan bebas dari jeratan rentenir.
Pada acara sosialisasi KUR Perumahan, FLPP, SMF, dan PNM Melawan Rentenir yang digelar di Auditorium Udayana, Jimbaran, Badung, Bali, Senin (25/11), Maruarar Sirait menegaskan bahwa program KUR Perumahan ini merupakan yang pertama kali hadir di Indonesia. Dengan alokasi anggaran fantastis sebesar Rp130 triliun, program ini diharapkan mampu menjadi game changer dalam sektor pembiayaan perumahan nasional.
“Ini pertama kalinya ada KUR khusus untuk perumahan. Jumlahnya besar, Rp130 triliun. Ini harus diserap cepat dan masif karena akan menggerakkan ekonomi rakyat,” ujar Maruarar, yang akrab disapa Ara.
Ara menekankan pentingnya peran aktif perbankan nasional dalam menyukseskan program ini. Menurutnya, bank harus hadir sebagai solusi, bukan justru menjadi penghambat. Ia meminta agar bank-bank nasional mempermudah proses pengajuan KUR Perumahan, menurunkan bunga, dan mempercepat proses pencairan dana.
“Rakyat kecil butuh kecepatan, kemudahan, dan biaya rendah. Rentenir bisa kasih uang cepat, tapi bunganya mencekik. Negara harus bisa lebih baik dari rentenir. Negara harus hadir dengan tiga hal: mudah, murah, dan cepat,” tegasnya.
Salah satu keunggulan utama dari KUR Perumahan ini adalah subsidi bunga yang signifikan. Untuk pengembang atau kontraktor, bunga pinjaman yang biasanya mencapai 11% kini bisa ditekan menjadi hanya 7%. Sementara bagi pelaku UMKM, termasuk ibu rumah tangga yang ingin memiliki rumah, bunga hanya dikenakan sebesar 6% per tahun. Bandingkan dengan rentenir yang bisa mengenakan bunga hingga 5% per bulan, atau setara dengan 60% per tahun.
“Kalau di sini cuma 6% setahun, berarti hanya 0,5% per bulan. Ini sangat membantu rakyat. Kita harus pastikan rakyat tidak lagi tergoda pinjaman rentenir,” ujar Ara dengan penuh semangat.
Program KUR Perumahan ini juga menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mencapai target pembangunan 3 juta unit rumah selama masa pemerintahan Presiden Prabowo. Target ini bukan hanya angka, tetapi simbol dari komitmen negara dalam memastikan setiap warga negara memiliki tempat tinggal yang layak, aman, dan sehat.
“Ini bukan hanya soal angka, tapi soal keadilan sosial. Rumah adalah hak dasar rakyat. Kita ingin semua orang punya rumah, bukan hanya yang kaya,” tambah Maruarar.
Untuk memastikan program ini berjalan optimal, Maruarar mengajak seluruh pihak—baik pemerintah daerah, sektor perbankan, pengembang, hingga masyarakat sipil—untuk berkolaborasi aktif. Ia juga menekankan pentingnya sosialisasi yang masif agar informasi mengenai KUR Perumahan ini bisa menjangkau seluruh pelosok negeri.
“Kita tidak bisa kerja sendiri. Harus ada sinergi. Pemerintah pusat, daerah, bank, developer, dan masyarakat harus jalan bersama. Kalau semua bergerak, saya yakin Rp130 triliun ini bisa terserap optimal tahun ini,” ujarnya optimistis.
Lebih dari sekadar program pembiayaan, KUR Perumahan juga diyakini akan memberikan multiplier effect yang besar terhadap perekonomian nasional. Dengan meningkatnya pembangunan rumah, maka permintaan terhadap bahan bangunan, tenaga kerja konstruksi, hingga sektor UMKM pendukung akan ikut terdongkrak.
“Bayangkan, kalau satu rumah dibangun, berapa banyak tukang yang bekerja, berapa banyak material yang dibutuhkan, berapa banyak warung yang laku. Ini akan menggerakkan ekonomi dari bawah,” jelas Maruarar.
Dengan semangat membangun dari desa dan memberdayakan rakyat kecil, Maruarar Sirait berharap KUR Perumahan bisa menjadi ikon keberpihakan negara terhadap rakyat kecil. Ia juga menegaskan bahwa kementeriannya tidak akan mengambil pinjaman luar negeri untuk program ini, sebagai bentuk kemandirian bangsa.(blt)


Posting Komentar untuk "Maruarar Sirait Dorong KUR Perumahan Rp130 Triliun, Solusi Cepat, Murah, dan Mudah untuk Rumah Rakyat Bebas Rentenir"