Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lawar Labi-Labi Khas Gianyar, Kuliner Langka dengan Cita Rasa Kenyal dan Gurih yang Menggoda

Lawar Labi-Labi Khas Gianyar, Kuliner Langka dengan Cita Rasa Kenyal dan Gurih yang Menggoda


Buletindewata.id, Gianyar - Bali tidak hanya terkenal dengan keindahan alam dan budayanya yang memikat, tetapi juga dengan kekayaan kulinernya yang luar biasa. Salah satu kuliner khas Bali yang paling dicari wisatawan maupun warga lokal adalah lawar. Biasanya, lawar dibuat dari daging ayam, sapi, atau babi yang dicampur dengan parutan kelapa, darah segar, dan bumbu base genep khas Bali. Namun, di Kabupaten Gianyar, ada satu varian lawar yang sangat unik dan langka, yaitu Lawar Labi-Labi atau dikenal juga dengan Lawar Empas.

Lawar Labi-Labi adalah olahan lawar yang menggunakan daging labi-labi, sejenis kura-kura air tawar yang dikenal dengan tekstur dagingnya yang kenyal dan rasa gurih yang khas. Tidak seperti lawar pada umumnya yang menggunakan daging ayam, sapi, atau kambing, lawar ini menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda dan eksotis. Tekstur daging labi-labi yang kenyal berpadu sempurna dengan bumbu khas Bali, menciptakan sensasi rasa yang sulit dilupakan.

Di tengah maraknya kuliner modern dan makanan cepat saji, kehadiran Lawar Labi-Labi menjadi angin segar bagi para pecinta kuliner tradisional. Salah satu tempat yang menyajikan lawar unik ini adalah Warung Manik, yang terletak di jantung Kabupaten Gianyar. Warung ini dikenal luas oleh masyarakat lokal dan wisatawan karena menyajikan lawar labi-labi yang autentik dan menggugah selera.

Menurut pemilik Warung Manik, I Gusti Anom Mayun Perean, resep lawar labi-labi yang digunakan di warungnya merupakan warisan turun-temurun dari keluarga. “Kami menggunakan base genep khas Gianyar yang diracik dengan rempah-rempah pilihan. Daging labi-labi kami olah dengan teknik khusus agar tetap empuk dan tidak amis,” ujarnya.

Salah satu daya tarik dari Lawar Labi-Labi adalah proses pengolahannya yang masih mempertahankan cara tradisional. Daging labi-labi dibersihkan dengan teliti, kemudian direbus hingga empuk. Setelah itu, daging dipotong kecil-kecil dan dicampur dengan parutan kelapa muda, darah segar (opsional), serta bumbu base genep yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, kencur, cabai, terasi, dan berbagai rempah lainnya.

Proses memasak ini memerlukan ketelatenan dan pengalaman, karena jika tidak tepat, daging labi-labi bisa menjadi alot atau berbau amis. Namun di tangan para juru masak Warung Manik, lawar ini menjadi sajian yang menggoda dan menggugah selera.

Salah satu pelanggan setia Warung Manik, Bayu Arta, mengungkapkan kekagumannya terhadap lawar labi-labi. “Teksturnya kenyal, rasanya gurih, dan bumbunya meresap sempurna. Ini bukan sekadar makanan, tapi pengalaman kuliner yang langka,” ujarnya dengan antusias.

Lawar labi-labi memang memiliki cita rasa yang unik. Gurihnya kelapa parut yang disangrai, pedasnya cabai, dan aroma rempah yang kuat berpadu dengan daging labi-labi yang kenyal dan lembut. Setiap suapan menghadirkan sensasi rasa yang kompleks namun harmonis, membuat siapa pun ingin kembali mencicipinya.

Tak heran jika Lawar Labi-Labi di Warung Manik selalu ludes terjual setiap harinya. Menurut I Gusti Anom, warungnya bisa menjual antara 100 hingga 150 porsi lawar labi-labi setiap hari, terutama saat akhir pekan atau hari libur. Banyak pelanggan datang dari berbagai daerah di Bali, bahkan dari luar pulau, hanya untuk mencicipi kelezatan lawar yang satu ini.

Dengan harga yang sangat terjangkau, hanya Rp25.000 per porsi, Anda sudah bisa menikmati sepiring lawar labi-labi lengkap dengan nasi hangat dan sambal matah yang pedas menyegarkan. Harga yang ramah di kantong ini membuat lawar labi-labi menjadi pilihan favorit bagi semua kalangan, dari pekerja harian hingga wisatawan mancanegara.


Lawar Labi-Labi Khas Gianyar, Kuliner Langka dengan Cita Rasa Kenyal dan Gurih yang Menggoda


Keberadaan lawar labi-labi di Gianyar bukan hanya soal kelezatan, tetapi juga tentang pelestarian kuliner tradisional Bali. Di tengah gempuran makanan modern dan globalisasi, kuliner seperti ini menjadi simbol identitas budaya yang harus dijaga. Selain itu, penggunaan labi-labi sebagai bahan utama juga menunjukkan kekayaan biodiversitas lokal yang bisa diolah menjadi makanan lezat dan bernilai ekonomi tinggi.

Namun, penting juga untuk memastikan bahwa penggunaan labi-labi dalam kuliner tetap memperhatikan aspek keberlanjutan dan konservasi. Warung Manik, misalnya, hanya menggunakan labi-labi dari peternakan yang legal dan berizin, sehingga tidak merusak populasi alami di alam liar.

Warung Manik terletak di kawasan strategis di Kabupaten Gianyar, mudah diakses dari Denpasar maupun Ubud. Lokasinya yang tidak jauh dari jalan utama membuat warung ini menjadi persinggahan favorit bagi para pelancong yang ingin mencicipi kuliner khas Bali yang otentik dan berbeda dari biasanya.

Bagi Anda yang sedang berlibur di Bali, khususnya di sekitar Gianyar, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi Lawar Labi-Labi yang legendaris ini. Selain memanjakan lidah, Anda juga turut mendukung pelestarian kuliner lokal yang semakin langka.


Posting Komentar untuk "Lawar Labi-Labi Khas Gianyar, Kuliner Langka dengan Cita Rasa Kenyal dan Gurih yang Menggoda"