Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Berangsur Normal dari Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Buletindewata.id, Badung - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bali mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mengalami gangguan akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki. Jumlah pembatalan penerbangan yang sempat melonjak kini berangsur berkurang, memberikan harapan bagi para penumpang dan maskapai penerbangan.
Pada puncaknya, Rabu (13/11), tercatat 115 penerbangan dibatalkan, terdiri dari 32 penerbangan domestik dan 83 penerbangan internasional. Namun, pada Kamis (14/11), jumlah pembatalan menurun drastis menjadi 52 penerbangan, dengan rincian 11 penerbangan domestik (6 berangkat, 5 datang) dan 41 penerbangan internasional (22 berangkat, 19 datang).
Rute penerbangan ke Australia menjadi yang paling terdampak, dengan total 61 pembatalan. Pada Rabu (13/11), 47 penerbangan ke Australia dibatalkan, sementara pada Kamis (14/11) jumlahnya berkurang menjadi 14 penerbangan.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menjelaskan bahwa beberapa maskapai rute Australia yang sempat tidak beroperasi, seperti Qantas, Virgin, dan Jetstar, telah kembali beroperasi pada Kamis (14/11). “Meski belum seluruhnya, rute-rute yang kembali aktif diterbangi adalah Sydney, Darwin, Brisbane, Melbourne, dan Perth,” ungkapnya pada Jumat (15/11).
Pemulihan operasional bandara juga terlihat dari peningkatan jumlah penumpang yang dilayani. Pada Rabu (13/11), bandara melayani 35.865 penumpang, sementara pada Kamis (14/11) jumlahnya meningkat menjadi 54.320 penumpang. Jumlah pergerakan pesawat juga mengalami peningkatan signifikan, dari 206 pergerakan pada Rabu (13/11) menjadi 326 pergerakan pada Kamis (14/11).
Untuk rencana operasional pada Jumat (15/11), berdasarkan data yang diperoleh pada pukul 03.00 WITA, diperkirakan akan ada 399 pergerakan pesawat datang dan berangkat. Berdasarkan data tersebut, tidak terdapat pembatalan penerbangan atau cancel flight akibat dampak letusan Gunung Lewotobi.
Pemulihan yang Berkelanjutan
Pemulihan operasional di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tidak hanya memberikan dampak positif bagi penumpang dan maskapai penerbangan, tetapi juga bagi perekonomian lokal. Dengan kembali normalnya penerbangan, sektor pariwisata di Bali diharapkan dapat pulih lebih cepat. Bali, sebagai salah satu destinasi wisata utama di Indonesia, sangat bergantung pada kelancaran operasional bandara untuk menarik wisatawan domestik dan internasional.
Dukungan dan Koordinasi
Keberhasilan pemulihan ini tidak lepas dari koordinasi yang baik antara pihak bandara, maskapai penerbangan, dan otoritas terkait. Ahmad Syaugi Shahab menekankan pentingnya kerjasama dalam menghadapi situasi darurat seperti erupsi gunung berapi. “Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan penumpang. Kami juga berterima kasih kepada seluruh tim yang telah bekerja keras untuk memulihkan operasional bandara,” ujarnya.
Antisipasi Ke Depan
Meskipun situasi mulai membaik, pihak bandara tetap waspada dan siap menghadapi kemungkinan gangguan operasional di masa mendatang. Langkah-langkah antisipatif terus dilakukan untuk meminimalkan dampak erupsi gunung berapi terhadap penerbangan. “Kami telah menyiapkan rencana kontingensi dan terus memantau perkembangan situasi. Keselamatan penumpang tetap menjadi prioritas utama kami,” tambah Ahmad Syaugi Shahab.
Selama erupsi Gunung Lewotobi, Bandara I Gusti Ngurah Rai tetap beroperasi normal. PT Angkasa Pura Indonesia mengapresiasi dukungan dan perhatian semua pihak dalam memberikan informasi dan pelayanan kepada penumpang, sehingga dalam situasi alam yang mempengaruhi penerbangan, pelayanan bandara dapat terus diberikan secara maksimal. (blt)
Posting Komentar untuk "Penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Berangsur Normal dari Dampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki"